Begitu kurang
lebih judul salah satu kolom (istilah yang tepat untuk jenis-jenis tulisan yang
berlaku di media cetak, saya kurang paham) yang ada di Jawa Pos sekitar tanggal
19 Mei kemarin. Sumbernya dari Kalimantan. Sang penulis kolom ini jelas sangat
pafam dengan kondisi aktual di negeri ini. Setiap hari disuguhi dengan
berita-berita penangkapan orang-orang yang diduga korup. Sudah sejak lama negara
ini terkenal sebagai salah satu negara terkorup. Aneh memang, Negara dengan
jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia, tetapi cap Negara terkorup juga
disandangnya? Ironis.
Seorang teman
pernah mengatakan, kekayaan seorang pengusaha atau bisnisman itu sulit diukur.
Tetapi kalau kekayaan seorang PNS dapat diukur. Sumber kekayaan seorang PNS,
baik itu guru, TNI, Polri atau pun aparat daerah (baca : pegawai PEMDA) memang
sudah jelas, dapat gaji rutin dari pemerintah. Tetapi menggeneralisasi bahwa
semua PNS kekayaannya dapat diukur, juga adalah kesimpulan yang kurang bijak.
Mengapa ? Itulah sebenarnya yang
mendasari judul kolom di JawaPos yang saya maksud di atas. Tulisan ini juga
sedikit ingin menunjukkan bahwa Judul kolom di atas dapat dinalar.
Seorang Kepala
Sekolah di Trenggalek, pernah didatangi seorang wartawan media cetak. Si
wartawan itu intinya “curiga”, mengapa sang bapak kepala sekolah ini kok dapat
memiliki mobil Toyota Fortuner? Sang bapak kepala sekolah yang sehari-hari low
profile itu lantas mengajak si wartawan untuk mengikuti aktivitasnya selama
seharian, dari pagi sampai sore hari.
Pagi hari, sang
KS itu berada di kantor. Sebelumnya, pagi-pagi sekali dia sudah mengantar istrinya
yang berprofesi sebagai pedagang di salah satu pasar yang ada di Trenggalek.
Setelah pulang dari kantor, dengan mobil pick up dia kulakan ke Tulungagung.
Objek sang KS yang lain adalah usaha photo copi yang berada di dekat salah satu
kantor instansi pemerintah. Akhirnya, si wartawan tahu sendiri jawabannya.
Bahwa sang KS itu mempunyai mobil Fortuner karena berprofesi ganda, selain guru
(dan juga Kepala Sekolah), juga seorang wiraswasta yang ulet.
Contoh lain,
dalam salah satu berita di sebuah blog toko online, pada salah satu artikelnya
yang mengutip dari situs Surya.com. Di sana menceritakan bahwa ada seorang guru
SMP yang kebetulan juga berada di Trenggalek juga mempunyai kendaraan yang
sama, yaitu mobil Toyota Fortuner. Guru yang kedua ini juga berprofesi ganda.
Dan profesinya ini terbilang unik, tidak ada duanya (untuk lefel guru, sampai
saat tulisan ini diposting). Apa profesinya? Ia punya keahlian layaknya Mek
Erot, yakni mempermak organ vital lelaki. Dari profesi keduanya inilah, secara
ekonomi, hidupnya sangat berkecukupan. Anaknya ada yang sudah jadi polisi,
salah seorang anaknya menempuh program ekstensi kedokteran di kampus negeri,
dan satu lagi, sebagaimana dikutip di awal. Ia mempunyai kendaraan mentereng,
mobil Toyota Fortuner.
Dua cerita di
atas, hanya sebagian kisah bahwa ada cukup banyak guru yang lebih sukses dari
rata-rata guru yang lain, karena berada dan menekuni dua profesi, abdi Negara
dan seorang pengusaha atau pekerjaan sampingan yang lain. Maka kalau di Jawa
Pos diberitakan, jangan cepat curiga kalau ada guru mengendarai mobil mewah,
hal ini dapat ditelusuri alasannya. Kalau di Kalimantan, profesi lainnya adalah
berkebun, karena di sana kaya dengan lahan. Maka masih ada banyak “lahan” yang
bisa digarap untuk menambah pundi-pundi penghasilan sebagai seorang abdi Negara
secara legal dan juga halal.
Nah, jika anda
seorang pegawai atau karyawan yang sudah berpenghasilan tetap dan ingin menambah
pundi-pundi keuangan keluarga, maka salah satu solusi alternatifnya adalah menekuni kerja online. Sebuah pekerjaan yang
berbasis IT, khususnya teknologi internet. Yakinlah, bahwa kesuksesan
hanya milik mereka yang mau berusaha.